--> Skip to main content
Karya Tulis

follow us

Cinta Sepasang Burung

Disebuah pegunungan dimana suasananya yang masih asri dengan pepohonan yang begitu rimbun, kabut putih menyelimuti suasana pagi nan cerah. Sesosok burung remaja sedang terlihat terbang kesana kemari mengejar-ngejar mangsa untuk sarapan paginya. Dengan semangat yang tak pernah pudar untuk mengejar serangga yang begitu lincah sang burung pun berhasil mendapatkan mangsa pertamanya di pagi hari yang begitu indah.

Sambil menyantap hasil buruan yang masih segar, terdengar kicauan burung betina yang begitu indah seolah suara yang dihasilkan bak dentingan dari nyanyian profesional artis papan atas. Selepas menghabiskan makan paginya burung inipun hendak menghampiri dari mana asal suara yang ia dengarkan tadi.

Perlahan tapi pasti Burung jantan ini hinggap dari ranting ke ranting berikutnya, menyusuri pohon demi pohon demi melihat siapakah yang memiliki suara yang membuat hatinya begitu nyaman ketika mendengarkan suara yang keluar dari kicauan merdu dari sang burung betina. Dengan hati ragu sang burung pun berhasil menemukan asal suara yang ia dengarkan.

Terlihat sesosok burung betina yang begitu elok dan anggun sedang berdendang merdu melantunkan suara emas yang ia miliki. Sambil bersembunyi dibalik ranting sang burung memperhatikan dan mendengarkan setiap nyanyian burung betina hingga akhir. Dalam hanyutnya perasaan sang burung tak sadar bahwa burung betina menyadari keberadaannya dan menghampirinya.

Hey apa yang kamu lakukan disini? tanya burung betina kepada Sang burung jantan. Sentak ia terkejut sampai jatuh ke dahan-dahan pepohonan yang ia hinggapi. Sigap sang burung betina membantu menyeimbangkan tubuhnya dan seketikak mereka berterbangan seolah telah lama akrab sambil melintasi dahan-dahan ranting kecil mereka bercanda ria seolah cinta telah lama bersemi di dalam hati mereka masing-masing.

Hari demi hari mereka lalui dengan kebersamaan, hingga terjalin ikatan cinta yang begitu kuat diantara keduanya. Seolah tiada lagi yang dapat memisahkan hubungan asmara antara mereka berdua. Setiap hari mereka saling bercanda, mencari makan bersama, sesekali bercanda dan tertawa dengan kicauan yang begitu indah antara keduanya. 

Tiada ada hari yang mereka lalui tanpa dengan bersama, hampa rasa hati bila sehari, bahkan sedetikpun bila tidak bersama. Begitulah mereka yang sedang dimabuk kasmaran hingga semua hal yang biasa mereka kerjakan sendiri sekarang dikerjakan secara bersama-sama.

Sangat indah melihat pemandangan pasangan cinta yang seperti ini, masa-masa mudapun telah mereka lalui dan mereka telah mempunyai beberapa anak, seolah kebahagiaan tak pernah lepas menghampiri mereka, suasana hati yang begitu indah karena selalu ditemani oleh pujaan hati yang begitu mencintai satu sama lainnya.

Walaupun sudah tidak semuda seperti dahulu tetapi sepasang burung ini tetap saling memberikan perhatian satu sama lainnya seolah mereka baru bertemu beberapa hari yang lalu. Setiap hari seluruh rutinitas mereka lalui bersama, mencari makan, bernyanyi, bercanda, bahkan berkeliling di sekitar hutan pegunungan disekitar tempat tinggal mereka.

Hari-hari yang mereka lalui selalu diwarnai dengan canda dan tawa yang begitu manja antara keduanya. Namun suatu ketika sang burung jantan di kejar-kejar oleh seekor burung elang yang hendak menyantapnya. 

Dengan kecepatan yang ia miliki sang burung jantang terus menghindar dengan mengerahkan seluruh kemampuan yang ia miliki. Karena faktor usia yang sudah tidak lagi muda ia tidak dapat menjauh bahkan semakin dekat dengan sang burung Elang yang hendak memangsanya. 

Dengan sigap burung Elang mematuk sayap ataupun kaki sang burung jantan. Sang burung jantan pun tidak ingin menyerah, karena cinta yang begitu dalam yang ia miliki kepada kekasihnya sang burung jantan berusaha keras melarikan diri dari kejaran Burung Elang.

Dengan susah payah ia pun terlepas dari kejaran sang burung Elang. Namun beberapa luka ia dapati hingga ia tersungkur ke dasar tanah. Perlahan-lahan sang burung jantan hendak mengepakan sayap dengan sisa energi yang ia miliki untuk kembali ke sarangnya namun beberapa kali ia mencoba tidak mampu mengangkat tubuhnya dengan luka yang begitu parah yang ia dapati dari patukan paruh burung elang yang hendak menyantapnya.

Dengan darah yang tak henti-henti mengalir sang burung jantan pun hanya berpasrah hati bahwa ajalnya sudah semakin dekat. Ia pun berharap dapat bertemu dengan kekasih pujaan hati, setidaknya mengucapkan beberapa kalimat untuk menghibur perasaan sang tercinta. Dengan segenap energi yang tersisa sang burung jantanpun berteriak seolah memberi tahu bahwa ia berada di bawah tanah.



Tak lama dari ia berkicau keras sang pujaan hati menemukan tubuhnya yang telah melemah bahkan sangat tak berdaya. Apa yang terjadi dengan dirimu cinta, mengapa kau terluka parah seperti ini... dengan suara sembab sang burung betina hendak mengangkat tubuh kekasihnya untuk dibawa ke dalam sangkar mereka. Namun apa daya karena faktor usia yang sudah menua sang burung betina tidak mempunyai cukup tenaga untuk mengangkat kekasih yang begitu ia cintai.

Dengan perasaan yang sangat cemas dan panik ia pun pergi mencari bantuan untuk mengangkat tubuh sang kekasih pujaan. Namun ia pun tidak mendapatkan apa yang ia harapkan. Di detik-detik terakhir kebersamaan mereka sang burung betina beberapa kali memberikan makan kepada kekasih pujaan hatinya yang telah terbujur lemas di sebuah tanah dengan kepala yang sudah tidak lagi sanggup diangkat.

Hari demi haripun terlewati dengan keteguhan hati dan cinta yang ia miliki sang burung betina tetap menunggu di samping kekasihnya yang tak sanggup berbuat apa-apalagi. Dengan tekat dan segenap kekuatan yang ia miliki sang burung betinapun hendak mengangkat kembali kekasih yang begitu ia cintai untuk dibawa ke sarang mereka dan berharap dapat mengobati luka yang diderita kekasih hatinya. 

Sang burung betina pun mencengkram tubuh kekasih yang ia cintai untuk diangkat namun apa yang ia dapati tubuh sang kekasih telah melamas bahkan beberapa kali sang burung betina mengangkat kepala kekasihnya yang begitu lemah dengan harapan penuh cinta dapat membawa kekasihnya pulang kerumah. 

Dan akhirnya iapun menyadari bahwa kekasihnya tidak bernyawa lagi, namun ia tetap menggoyang-goyangkan kepala bahkan membolak-balikan tubuh sang kekasih namun semua jerih payahnya tetap tidak direspon oleh sang pujaan hati.

Sang burung betina berteriak sekuat tenaganya, seraya tak percaya bahwa kekasih yang begitu ia cinta tidak lagi dapat menemani hari-hari yang ia lalui. Bagaimana aku mencari makan nanti sayang aku tidak terbiasa bila tanpamu, bagaimana bila hujan turun dan bagaimana bila malam tiba aku tidak terbiasa tanpa kehadiranmu. 

Seluruh hariku selalu bersamamu, sentak ia terbang memutari tubuh kekasihnya yang telah terbujur kaku di tanah. Seraya sang burung tak percaya bahwa ia ditinggalkan sendiri oleh kekasihnya. Ia pun kembali mendekati tubuh kekasihnya yang telah melemas itu, ia pun berdoa kepada Tuhan agar mengembalikan kekasihnya yang begitu ia cintai untuk dapat menemaninya kembali dan melewati hari-hari bersama kembali...

Namun semua usaha yang ia lakukan hanyalah sia-sia, dan iapun sadar bahwa kekasih yang begitu ia cinta tidak akan pernah kembali untuk menemani hari-hari yang ia lalui. Sekali lagi ia berteriak sangat kencang bahkan sampai beberapa burung lain datang menghampiri mereka berdua.

Hari-hari yang dahulu ia kerjakan bersama-sama dengan kekasih yang begitu ia cintai namun sekarang hanyalah tinggal ia seorang diri menempuh sulitnya hari tua, dan kerinduan yang begitu mendalam kepada kekasih yang telah meninggalkannya seorang diri disini....



By : Adi Irawan

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar